Gedung Cai Tjibadak di Ledeng Kec Cidadap Kota Bandung |
Lokasinya
tidak terlalu jauh dari kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jalan
Setiabudi. Masuk sedikit ke kawasan pemukiman, Gedong Cai bisa ditemukan.
Dilansir
dari berbagai sumber, Gedong Cai Tjibadak dibangun di era Wali Kota Bandung
pertama, Bertus Coops. Pembangunan sumber air ini berawal dari pencetusan
Bandung yang diproyeksikan menjadi ibu kota Hindia Belanda saat itu.
Gedung
air ini dibangun Pemerintah Hindia Belanda yang kala itu sedang berhadapan
dengan wabah kolera. Hadirnya Gedong Cai Tjibadak juga merupakan upaya
pemerintah menyediakan air bersih buat masyarakat.
Filosofi
nama Tjibadak itu berangkat dari nama cai badag dalam bahasa Sunda, alias air
yang besar dalam bahasa Indonesia. Namun, ada pula sumber yang menyebut
penamaan Cibadak berasal dari kondisi di kawasan ini yang dulunya dihuni badak.
Anugerah
Gedong Cai Tjibadak tercermin dari limpahan air yang banyak. Saat itu, Gedong
Cai Tjibadak menghasilkan debit air 50 liter per detik.
Pada
perjalanannya, Gedong Cai Tjibadak terus menjadi sumber kehidupan bagi
masyarakat Kota Bandung. Waktu silih berganti, hingga memasuki dekade 2010-an,
debit air di Gedong Cai Tjibadak menyusut cukup jauh, hingga 18 liter per
detik.
Di
tengah proses dan dinamika yang terjadi, masyarakat bersama pemerintah
menggalakan berbagai konservasi alam untuk mengembalikan debit air dari Gedong
Cai Tjibadak.
Hasilnya,
debit air yang sempat menyentuh angka 18 liter per detik itu, kini berangsur
naik di angka 22 liter per detik. Tentu, perlu waktu untuk mengembalikannya ke
angka semula, sebaad lalu.
Selain
sebagai sumber air, Gedong Cai Tjibadak juga merupakan salah satu destinasi
wisata baru di Kota Bandung. Sejak era pandemi, pesona kawasan ini memantik
sejumlah pegiat wisata untuk berkunjung.
Gedong
Cai Tjibadak juga dikelola oleh sejumlah kelompok masyarakat. Berdasarkan
informasi terakhir yang dapat ditelusur, Komunitas Cinta Alam Indonesia (CAI)
tercatat aktif menggelar sejumlah kegiatan di sini.
Pengurus
dari komunitas ini juga kabarnya biasa mendampingi para pengunjung yang ingin
mengetahui sejarah Gedong Cai Tjibadak. Tak jarang juga, pengunjung yang datang
itu diajak berkeliling ke anak-anak sungai di sekitar.