Lurah Neglasari, Indra Bayu Kamajaya bagikan ilmu dalam penangan sampah dan kini jadi percontohan |
Lurah
Neglasari, Indra Bayu Kamajaya mengatakan, pada 2017, Kelurahan Neglasari
sempat mendapat pendampingan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) soal pengelolaan
sampah.
“Meski
demikian, inisiatif ini telah berkembang dari hanya satu RW menjadi melibatkan
seluruh 8 RW yang ada. Bahkan, Kelurahan Neglasari kini menjadi tempat studi
banding bagi kelurahan lain, LSM lingkungan, serta tamu dari luar negeri,”
ungkap Indra di Kelurahan Neglasari, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung,
Selasa, 2 Juli 2024.
Indra
menyampaikan, tahun 2020, Kelurahan Neglasari tersisihkan oleh dua kelurahan
baru yang menjadi percontohan, yaitu Cihaurgeulis dan Sukamiskin.
“Tetapi
Neglasari tetap bertekad untuk eksis tanpa bantuan langsung. Usaha ini
membuahkan hasil dengan berbagai pengakuan, termasuk undangan sebagai
narasumber acara internasional di Filipina,” ungkapnya.
Indra
juga menyampaikan, pada 2023, petugas pengelolaan sampah dari Neglasari juga
kembali diundang dalam acara yang sama.
"Kami
memiliki dua tim, yaitu tim edukasi dan tim pengolah. Pengelolaan sampah
dilakukan dengan metode konvensional seperti kompos menggunakan bata terawang,
loseda, atau maggotisasi yang terbukti efektif di lingkungan rumahan,"
ujar Indra
Selain
pengelolaan sampah, Kelurahan Neglasari juga dikenal sebagai pusat pelestarian
seni pencak silat.
“Ada
empat padepokan yang aktif, yaitu Ciung Wanara, Pancawikrama, Banteng Wulung,
dan Sanggar Tari Esdiar Studio,” jelasnya
Indra
menjelaskan upaya kelurahan dalam melestarikan seni ini adalah dengan
memberikan fasilitas atau ruang untuk mereka pentas.
"Jika
bukan kita yang melestarikan seni tradisional ini, siapa lagi? Sekarang banyak
seni modern yang menggeser seni tari tradisional," pungkas Indra.(ziz/red).