Pj Wali kota Bandung Bambang Tirtoyuliono saat wawancara |
Terkait hal itu, Penjabat Wali Kota
Bandung, Bambang Tirtoyuliono memberi pengarahan kepada Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) terkait untuk menangani kasus tersebut. Bukan hanya soal
penyembuhan saja, Bambang pun memastikan data secara realtime bisa diupdate,
sehingga sebagai analisis untuk mengukur pencapaian.
"Kita terus melakukan pencegahan.
Mulai dari sanitasi hingga pola hidup bersih dan sehat terus
disosialisasikan," kata Bambang via Zoom Meeting, Senin 8 Juli 2024.
Ia meminta OPD hingga kewilayahan
perlu kolaborasi untuk menekan angka TBC ini. Konteks yang dihrapkan mulai dari
penanganan hingga obat yang diberikan kepada penderita bisa dilakukan dengan
maksimal. Sehingga lama waktu penyembuhan TBC sekitar 6 bulan itu bisa
terpenuhi dan masuk data secara realtime.
"Konteks ini harus dilakukan,
kolaborasi antar dinas dan kewilayahan. Kita bisa melakukan pencegahan dengan
terus meng-update data secara real time. Saya minta Sekda untuk melakukan
koordinasi dengan baik terkait pencegahan," tegasnya.
Bambang mengatakan, para petugas yang
melakukan pendampingan pun bisa terjadwal dengan baik. Seperti dari puskesmas
dibantu jajaran kewilayahan untuk memastikan obat yang diberikan dikonsumsi
dengan tepat waktu.
"Upaya preventif bahkan juga
promotif. Cek ke lapangan oleh setiap kader yang bertugas. Bila perlu lalukan
sosialisasi kepada warga soal bahaya penyakit menular TBC ini," tuturnya.
Ia menambahkan, soal data pun perlu di
update dengan maksimal, terpenting itu, Bambang tegaskan yakni by name by
address.
"Hasilnya data spasial. Sehingga
camat, lurah, RT dan RW itu mudah untuk melakukan monitoring sebagai upaya
intervensi," ujar Bambang.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan
dan Kesra, Asep Saeful Gufron menyampaikan, kasus dari awal tahun 2024 ini
mencapai 4.800 hingga bulan Juni 2024. Kendati demikian, jika dilakukan upaya
secara masif terdapat hasil yang signifikan dalam penyembuhan yang terkena TBC.
"Kasus itu 4.800 mulai Januari -
Juni 2024. Maka perlu pemetaan warga yang terkena TBC ini. Jika orang yang
terkena TBC sudah dengan baik melakukan upaya penyembuhan maka minimal bulan
Juli ini menurun kasusnya," ungkapnya.
Agar lebih sesuai target pemberian
pelayanan soal TBC ini, ia katakan butuh pemetaan hingga data yang update.
Pemerintah terus berupaya memberikan pelayanan yang maksimal soal kesehatan
ini.
"Permasalahan saat ini, berapa
data yang sembuh dari 4.800 kasus ini? Karena penyembuhan selama 6 bulan,
pastinya minggu pertama Juli harus terkoordinasi hasilnya," ungkap Asep.
"Tinggal sepakat, bahwa kita satu
data. Manakala berapa data? Kita lihat Diskominfo. Kalau seandainya betul
diketahui (data), tinggal petakan dan kordinasi dengan camat. TBC ini obatnya
gratis diberikan kepada masyarakat," tambahahnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas
Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, berbagai upaya tengah
dilakukan oleh para kader baik puskesmas maupun petugas kesehatan.
"Kita terus berupaya untuk
melayani masyarakat yang terkena kasus ini. Soal data kita pun akan
berkoordinasi dengan Diskominfo," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala
Diskominfo Kota Bandung, Yayan A. Brilyana pun siap untuk berkoordinasi dengn
dinas terkait soal pengolahan data TBC yang ada di Kota Bandung.
"Kami akan tindaklanjuti arahan
pak wali, soal data. Kita akan kurasi dan update datanya. Besok kami akan
rapatkan langsung," ungkapnya. (yan/red).