Anggota DPRD Jabar H. Eryani Sulam, M.Si dari Fraksi Nasdem |
“Dengan dibangunnya Kawasan Rebana, tentunya akan berdiri pabrik-pabrik dan industri-industri baru dikawasan tersebut. Berdirinya pabrik dan industri membutuhkan lahan. Hal ini, tentunya akan berdampak terhadap lahan pertanian produktif yang berkurang segnifikan bahkan hilang”,
Demikian dikatakan anggota DPRD Jabar Eryyani Sulam, ketika dimintai tanggapannya terkait rencana pemerintah provinsi Jabar untuk membuka Kawasan Seggitiga Metropolitan Rebana yang meliputi Kab Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Subang, Selasa (13/8/2024).
Dikatakan, berdirinya Kawasan industrialisasi tentunya membutuhkan lahan yang tidak sedikit, maka dikhatirkan pembangunan Kawasan industry berada di lahan pertanian produktif. Hal ini akan berdampak terhadap kebutuhan ketahanan pangan Jabar.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Provinsi Jabar sebagai penyupaly kebutuhan pangan nasional terbesar yang diantara dihasilkan dari Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Subang.
“Kalau lahan pertanian produktif berkurang dan bahkan hilang, maka secara otomatis dapat mengganggu produksi pangan Jabar. Maka itu, Kawasan Rebana, harus benar-benar dikaji dan perhitungkan secara matang, ujar Politisi NAsdem Jabar dari Dapil Jabar XII (Kab/Cirebon-Indramayu) ini.
Lebih lanjut Eryani Sulam anggota Komisi V DPRD Jabar ini mengatakan, bahwa kabupaten Subang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Kuningan dan Sumedang adalah wilayah pertanian yang membutuhkan sumberdaya air cukup.
“Nah air di kawasan itu tak akan cukup untuk industri. Mengubah dari agraris ke industri perlu kajian serius dari pemerintah. Jangan sampai kaya Karawang, dari lumbung padi nasional jadi kota industri, tapi tak membuat warga Karawang lebih makmur,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, sampai saat ini roadmap maupun blueprint pembangunan Rebana masih samar. Dan juga jangan sampai Investor dirugikan. Tandasnya. (AdiP/sein).