Pemkot Bandung berkolaborasi dengan TikTok melawan Disinformasi Pilkada 2024 |
Sebagai salah satu upaya memerangi
hoaks, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berkolaborasi dengan Tirto.id melalui
programnya menggelar TikTok Goes to Kampus, Melawan Disinformasi di Pilkada
2024.
Kegiatan diselenggarakan di Auditorium
Rosada Balai Kota Bandung Kamis, 26 September 2024, dengan peserta para
mahasiswa dan admin media sosial kecamatan di Kota Bandung.
Program terdiri dari dua rangkaian
kegiatan yaitu diskusi panel dan workshop identifikasi hoaks. Acara ini
dihadiri oleh tiga narasumber yaitu Ketua Bawaslu Jawa Barat, Zacky Muhammad
Zam Zam, Public Policy & Government Relations TikTok, Faris Mufid, dan
Ketua Jabar Saber Hoaks, Alfianto Yustinova.
Dalam sambutannya, Asisten
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Asep Saeful Gufron sangat mengapresiasi
kegiatan kolaborasi ini.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan
kolaborasi ini. Karena di era digital saat ini sangat penting untuk
meningkatkan kepedulian literasi digital masyarakat. Di Kota Bandung sebanyak
23 persen pemegang hak suara pada Pilkada Serentak Bandung merupakan pemilih
pemula,” tutur Asep.
Untuk itu, Pemkot Bandung mengajak
seluruh pihak untuk bersama sama melawan Disinformasi demi mewujudkan pilkada
yang damai, jujur, dan adil.
"Pemanfaatan platform media
sosial seperti TikTok diharapkan digunakan untuk menyebarkan kebenaran dan
menjaga keutuhan demokrasi," harap Asep.
Sementara itu, Public Policy &
Government Relations TikTok, Faris Mufid mengemukakan komitmen TikTok menjaga
konten disinformasi tidak menyebar dan terkonsumsi publik.
Ia menjelaskan, TikTok memiliki
langkah mitigasi khsususnya pada momen Pilkada ini memiliki panduan komunitas
yang dibuat untuk mengamankan ekosistem digital.
Di bagi para pengguna (creator), Tiktok memiliki 2 layer moderasi yaitu
Machine moderation.
"Ketika konten naik maka akan
memfilter 99 persen konten secara visual atau audio sesuai dengan panduan
komunitas. Lalu Human moderation untuk menindaklanjuti konten yang tidak
terfilter oleh mesin,” terang Faris.
“Kami juga sudah MoU dengan Bawaslu
dan KPU sehingga memiliki fastrack ketika ada laporan konten disinformasi di
TikTok,” imbuhnya.
Sedangkan Kepala Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik Bambang Sukardi mengaku sangat mendukung dan memaksimalkan kegiatan
kolaborasi ini.
“Dengan adanya kegiatan kolaborasi ini
dihadiri oleh para admin media sosial kewilayahan dan mahasiswa, dapat menjadi
duta-duta hoaks yang dapat menghalau berita bohong yang menyesatkan
masyarakat.Tak hanya berhenti di masa pemilu saja tetapi seterusnya,” ungkap
Bambang.
“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan
ini, Kota Bandung semakin kondusif menghadapi Pilkada 2024,” sambungnya.(rer/red).