Kepala BPDAS Ketahun Sigit Haryadi dan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dalam acara pembukaan Workshop Peningkatan KKMD Prov Bengkulu.
|
Kegiatan workshop peningkatan KKMD
yang fasilitasi dari Mangroves for Coastal Resilience Project dan Dirjend
Pengelolaan DAS dan Direktorat RPDM ,
dilaksanakan pada tanggal 12 dan 13 September 2024.
KKMD Provinsi Bengkulu merupakan wadah
bagi para pemerhati mangrove yang berasal dari berbagai pihak, baik pemerintah
pusat maupun daerah, akademisi, LSM, swasta, maupun masyarakat untuk bergerak
secara bersama-sama dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove.
Menurut Kepala Seksi Penguatan
Kelembagaan DAS BPDAS Ketahun Sodikin S.Sos, M.Si selaku Ketua Pelaksana
Kegiatan Workshop mengatakann, bahwa kegiatan Warkshop dimaksudkan untuk
meningkatkan kapasitas kelembagaan mangrove dan memberdayakan masyarakat
pesisir yang tinggal di sekitar hutan mangrove di Provinsi Bengkulu melalui
pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).
Dengan pemberdayaan ini, diharapkan seluruh stakeholder turut berkontribusi dalam pelestarian hutan mangrove dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir yang tinggal di sekitar hutan mangrove, kta Sodikin.
Kegiatan workshop ini terdiri dari 2
agenda utama. Agenda pertama yaitu materi ruang berupa pemaparan materi terkait
mangrove dari akademisi dan stakeholder terkait dalam hal pengelolaan mangrove
di Provinsi Bengkulu serta diskusi yang dilaksanakan di Hotel Santika Bengkulu.
Agenda kedua yaitu praktek pengolahan HHBK Teh Mangrove di secretariat KKMD
Provinsi Bengkulu dan Study Tour Potensi Wisata Hutan Mangrove di Kampung
Bahari Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu.Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah membuka Workshop
Peserta kegiatan ini terdiri dari
seluruh anggota KKMD Provinsi Bengkulu baik Tim Pengarah, Tim Pelaksana dan Tim
Kerja. Kemudian turut dilibatkan Kelompok Masyarakat peduli Mangrove, Kelompok
Tani Hutan Mangrove, Penggiat Ekosistem Mangrove serta BUMN Peduli Mangrove.
Turut hadir dalam acara ini instansi terkait pengelolaan mangrove di tingkat
Kabupaten serta Forum DAS Provinsi Bengkulu
Kegiatan ini dibuka langsung oleh
Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, M.MA. Dalam sambutannya
Pemerintah Provinsi Bengkulu memberikan perhatian serius terhadap ekosistem
mangrove dan wilayah pesisir dikarenakan
Provinsi Bengkulu memiliki garis
pantai sepanjang 525 kilometer yang meliputi 7 kabupaten/kota. Mangrove
memiliki fungsi ekologis yang penting untuk masyarakat disamping fungsi ekonomi
lainnya.
Rohidin Mersyah berpesan Kelembagaan
KKMD harus berorientasi pada produktivitas, dengan menghasilkan output dan
outcome yang jelas. Selain itu, KKMD hendaknya menjadi motor penggerak perilaku
cinta mangrove sejak usia dini.
Ia menambahkan bahwa Pemerintah
Provinsi Bengkulu bersama penggiat berupaya memberikan kontribusi diantaranya
dengan menerbitkan literasi konservasi mangrove sejak dini. Ini bisa menjadi
salah satu contoh kecil dan pelecut bagi KKMD untuk memberikan output yang
lebih besar lagi, ujarnya.
Setelah pembukaan, kegiatan diisi
materi dari beberapa narasumber. Sebagai pemateri pertama adalah Ibu Irna
Lestiyaningsih, S.Hut, M.Sc (Kasubdit Rehabilitasi Mangrove Kementerian LHK)
yang menyampaikan mengenai Kebijakan Pengelolaan Mangrove di Indonesia.
Dalam penjelasannya, Irna
Lestiyaningsih menekankan pentingnya
semua pihak untuk duduk bersama dalam melakukan pengelolan mangrove. KKMD
merupakan salah satu wadah diskusi agar pegelolan mangrove dapat terintegrasi.
Ini dikarenakan, kewenangan pengelolan mangrove dan wilayah pesisir diamanahkan
ke banyak pihak serta mendapat perhatian yang cukup tinggi oleh mata dunia dan
penggiat lingkungan.
Ditambahkan oleh Ari Anggoro, S. Pi.,
M.Si. sebagai akademisi dari Universitas Bengkulu, Sinergitas Multipihak &
Masyarakat Bersama KKMD dalam Pengelolaan Mangrove telah berjalan cukup baik
namun perlu ditingkatkan. Perhatian pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi, BUMN
telah menghasilkan output berupaya upaya rehabilitasi, dokumen legalitas dan
rencana aksi, sarana pendukung dan produk berupa literasi dan konsumsi yang
bahannya berasal dari mangrove.
Selanjutnya Kepala BPDAS Ketahun,
Bapak Sigit Haryadi, S.Hut., M.Eng., M.Sc. menyampaikan materi tentang Peta One
Map Mangrove Nasional, Data dan Peta RU-RHL Mangrove Bengkulu.
Sigit mengatakan, bahwa kondisi
terakhir berdasarkan updating tahun 2023, luas mangrove di Provinsi Bengkulu
adalah ± 2.756 hektar, yang tersebar di Kawasan Hutan seluas ± 1.600 ha dan di
APL seluas ± 1.140 ha.
Menurutnya, BPDAS Ketahun dari tahun
2020 hingga sekarang telah berupaya melakukan rehabilitasi mangrove dengan
total luas 75 hektar dengan lokus di Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma dan
Kabupaten Bengkulu Utara (Pulau Enggano).
Study Tour Potensi Wisata Hutan Mangrove |
Sebagai panelis terakhir adalah Hifzon Zawahiri, S.E, M.M. (Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung) menyampaikan Pengelolaan Mangrove di dalam Kawasan Hutan dan Rifi Zulhendri dari peggiat Kelompok Mangrove LATUN.
Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung
memberikan komitmen terhadap pelestarian mangrove baik di dalam maupun di luar
Kawasan hutan. LATUN dan beberapa penggiat lainnya di Provinsi Bengkulu telah
melakukan Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu yang berasal dari mangrove,
diantaranya keripik, teh, kopi dan dodol. Para penggiat membutuhkan tambahan
pengetahuan dari berbagai pihak, karena berdasarkan informasi bahwa olahan
mangrove bisa dibuat produk bernilai ekonomi yang lebih tinggi seperti sabun
dan pestisida alami.
Pada hari kedua, dilaksanakan praktek
Pengolahan HHBK Teh Mangrove dan Pelaksanaan Study Tour Potensi Wisata Hutan
Mangrove. Pada kesempatan ini para peserta berkesempatan melihat langsung
pembuatan teh mangrove dan melihat nilai ekologis dan estetika dari tegakan
mangrove di Kampung Bahari Bengkulu. (*).