Klik
Foto Citra Satelit 2019 dan 2024, perbedaan cukup signifikan |
Agar tidak terjadi musibah bencana alam, maka Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) beserta jajaran Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS), gencar melakukan kegiatan Rahabitasi Hutan dan Lahan (RHL) di lahan-lahan kritis terutama di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS), berupaya penanaman pohon kayu dan tanaman produktif. Dengan tujuan untuk menanggulangi degradasi hutan dan lahan.
Hutan dan lahan kritis yang sudah dilakukan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTH) berupa penanaman pohon kayu dan pohon produktif tentunya membutuhkan pemeliharaan dan pengawasan agar tanaman kayu atau pohon produktif yang ditanam di lahan kritis agar tetap hidup dan terus tumbuh dan berkembang hingga menghasilkan buah-buahan.
Untuk mencapai keberhasilan rehabitasi, tentunya diperlukan sinergitas bersama antara pemerintah, penyuluh kehutanan lapangan (PKL), Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM), termasuk juga kelompok tani hutan-lahan (KTHL) dalam merawat dan memelihara tanaman yang telah ditanam. Hal ini dilakukan oleh BPDAS Cimanuk-Citanduy.
Pada tahun 2019 lalu, BPDAS Cimanuk-Citanduy bersinergi dengan Perhutani, secara bersama-sama melakukan Rehabilitasi Hutan Lahan (RHL) di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Majalengka berupa penamanan pohon produktif, seperti Mangga, Sukun, Durian.
Mangga ditanam di KPH Majalengka 2019 lalu kini sudah berbuah |
Berdasarkan data dari BPDAS Cimanuk-Citanduy yang diambil melalui Citra Satelit tahun 2019 dan 2024, menunjukkan perbedaan tutupan lahan sebelum dan sesudah dilakukan penanaman RHL.
Adanya perbedaan yang sangat signifikan tersebut, sebagai salah bukti keberhasilan RHL yang telah di lakukan oleh BPDAS Cimanuk-Citanduy dalam menangani lahan kritis menjadi hijau kembali.
Lahan kritis yang ditanami dengan pohon produktif berupa manga, sukun dan durian bukan hanya kembali hijau, tetapi memberikan dampak positif dan nilai ekonomis bagi masyarakat. Karena kini pohon Mangga, Sukun dan Durian telah berbuah.
Pohon-pohon produktif yang menghasilkan buah-buahan tersebut, harus tetap dijaga, dirawat. Hal ini penting guna mewujudkan tanaman RHL sebagai cadangan karbon, ekologi dan terus bermanfaat pada kehidupan masyarakat sekitar.
Semoga hutan kita semakin hijau dan bisa dimanfaatkan hasilnya untuk masyarakat. Untuk itu, Mari kita wujudkan "Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera". (sein/dbs).