IKWI Jabar gelar Workshop " IKWI Membatik " di Rumah Batik Komar Bandung |
Ketua IKWI Jabar Jiean Ajiyanpi Novalia menyebutkan, tujuan dari diadakannya workshop
IKWI Membatik tersebut untuk menambah wawasan anggota IKWI Jabar. “Kami ingin
keberadaan organisasi IKWI bermanfaat bagi para anggotanya,” ujar Jiean.
Selama ini, kegiatan IKWI Jabar dirancang untuk menambah
wawasan anggota IKWI Jabar. “Mulai dari soal urusan memasak, mengurus rumah
tangga, hingga soal kecantikan pernah kami laksanakan. Nah sekarang kami ingin
menambah wawasan anggota IKWI Jabar terkait batik yang merupakan budaya khas
Indonesia yang diakui dunia,” ujar Jiean.
Seperti diketahui, batik merupakan warisan budaya
bangsa Indonesia yang sudah diakui dunia. Bahkan lembaga dunia dari PBB yang
membidangi pendidikan dan kebudayaan yakni UNESCO telah menetapkan bahwa batik
adalah warisan budaya tak benda sejak 2 Oktober 2009. Hal inilah yang mendorong
diperingatinya 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
Menurut Jiean, selama ini ibu-ibu khususnya anggota
IKWI Jabar sudah sangat lekat dengan penggunaan kain batik. “Namun untuk tahu
bagaimana kain batik ini dibuat, baru kali inilah kami mendapatkan kesempatan
melalui Rumah Batik Komar. Untuk itu kami menghaturkan terima kasih tak
terhingga atas kesempatan yang berharga ini,” ujar Jiean.
Selain itu Jiean juga menyebutkan, kedepannya, IKWI
Jabar akan menjadi pihak yang turut menyebarkan wawasan yang diperoleh dari
Rumah Batik Komar. “Kami akan berupaya kalau ada kegiatan IKWI, akan membawa
peserta berkegiatan di Rumah Batik Komar ini,” ujarnya.
Jiean juga mengucapkan terima kasih kepada para
pendukung workshop IKWI Membatik sehingga terlaksana dengan lancar. “Kami
haturkan banyak terima kasih selain kepada Rumah Batik Komar juga kepada Ayo
Media Network dan Promedia Teknologi Indonesia yang sudah mendukung penuh
kegiatan IKWI Jawa Barat,” ujarnya.
Batik itu menggunakan lilin
Sementara itu pemilik Rumah Batik Komar, Dr. H.
Komarudin Kudiya, SIP, M.Ds dalam sambutannya di hadapan anggota IKWI Jawa
Barat menerangkan bahwa banyak yang belum mengerti betul soal batik. “Banyak
yang belum bisa membedakan mana itu kain motif batik dengan kain batik,”
ujarnya.
Menurut Komar, kain batik itu satu cirinya yakni
adanya penggunaan lilin dalam proses pembuatannya. “Kalau tanpa ada penggunaan
lilin itu adalah kain bermotif batik. Nah yang akan ibu-ibu kerjakan nanti
sudah termasuk membatik karena ada unsur penggunaan lilin saat menggambar di
kainnya,” ujar Komar.
Sementara Ny. Yeyen Komar yang mendampingi anggota
IKWI melakukan touring sebelum melaksanakan workshop menjelaskan bahwa saat ini
hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat sudah memiliki corak batik khas
kabupaten/kota masing-masing. “Batik Kota Bandung misalnya dengan motif bunga
Patrakomala yang merupakan bunga khas Kota Bandung dan burung Cangkurileungnya,”
ujarnya.
Pada bagian akhir, ibu-ibu anggota IKWI Jabar larut
dalam kegiatan membatik di kain yang sudah disiapkan untuk masing-masing
peserta. Masing-masing anggota IKWI asyik membatik dengan motif beraneka ragam
mulai dari binatang hingga bunga yang dibubuhi dengan nama masing-masing.(*/red).