Ketua DPRD Kota Bandung Asep Mulyono bicara isu Lingkungan dan Sampah |
Hal tersebut cukup beralasan, sebab
ada kekhawatiran Kota Bandung darurat sampah jilid kedua, menyusul kondisi
kritis di tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti dalam dua minggu terakhir.
Hal tersebut diungkapkan Ketua DPRD
Kota Bandung, H. Asep Mulyadi, SH saat menjadi narasumber Basa Basi Podcast PWI
Kota Bandung, Selasa 15 Oktober 2024.
"Memang terkait ini (sampah)
salah satu isu lingkungan yang juga banyak aspirasi ke kami di dewan. Karena
sampah ini bisa jadi kawan bisa jadi lawan. Ya, kalau kita bisa menjadikan
bahwa sampah itu kita kelola dengan baik bisa jadi kawan bahkan bisa
menghasilkan. Sebaliknya ketika kita tidak kelola dengan baik maka (sampah)
bisa jadi lawan kita," terang Kang Asmul biasa disapa.
Kang Asmul sapaan Asep Mulyadi
mengakui, Kota Bandung pernah mengalami darurat sampah, sehingga sampah numpuk
dimana-mana, di jalanan hingga setiap sudut kota.
"Dan hari ini ketika kita bicara
sampah memang tidak bisa dikelola hanya oleh Kota Bandung saja. Tentu
dibutuhkan keterlibatan atau partisipasi daerah lainnya. Intinya untuk tempat
pembuangan sampah pasti melibatkan kota kabupaten lain. Makanya kita bicara
tentang cekungan Bandung, tak hanya Kota Bandung tetapi kita bicara tentang
Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung Barat, dan Sumedang
juga," jelasnya.
Menurutnya, mau tidak mau harus ada
alternatif lain ketika sampah sudah berat masuk atau overload ke Sari Mukti.
"Menyikapi itu, Pemerintah
Provinsi Jawa Barat harus menyiapkan lahan, karena tadi ini urusannya bukan
sekedar Kota Bandung, tetapi ada kota dan kabupaten lain yang memiliki masalah
dan dampak yang sama. Maka peran di situ kehadiran Pemerintah Provinsi Jawa
Barat untuk menanggulangi, menyediakan tempat itu, itu harus segera
dilakukan," katanya.
Disamping itu, lanjut Kang Asmul, kota
kabupaten termasuk kota Bandung juga harus mampu mengurangi buangan sampah
bahkan idealnya yang dibuang itu sebetulnya cukup hanya sampah non organik.
"Kita harus mengupayakan sampah
organik itu selesai di setiap kota kabupaten. Masing-masing tentunya ada proses
untuk memilah sampah organik dan non organik. Seperti di Kota Bandung melalui
kang pisman," ujarnya.
Kendati demikian, dirinya memandang
bahwa untuk mengedukasi masyarakat terkait pemilahan sampah butuh waktu.
"Mengedukasi dan memberikan pencerahan pada masayarakat memang perlu proses, dimana disitu ada proses perubahan budaya prilaku dan sebagainya. Tapi kalau itu dilakukan dengan serius dan sungguh-sungguh secara terencana dengan baik maka mungkin saja bisa direalisasikan," ujarnya optimistis.
Penanganan pun dimungkinkan bisa
dilakukan kerjasama dengan pihak swasta. Apalagi, lanjutnya, ke depan tidak cukup
sampah itu dikumpulkan dan dibuang.Asep Mulyadi dln acara podcast di Pokja PWI Kota Bandung
"Sampai kapanpun tidak akan
selesai kalau dikumpulkan dan dibuang. Dulu sudah ada program namanya misalnya
Kampus Manis, bagaimana masyarakat dididik untuk pengolahan sampah. Dan
pengolahan itu kemudian dimanfaatkan. Nah hari ini juga Alhamdulillah
sebetulnya pemerintah kota sudah berupaya terus semisalnya bikin tempat
pembuangan sementara yang lebih terpadu. Disama memisahkan mana sampah organik
dan unorganik. Lantas yang organik didaur ulang hingga ya macam-macam. Ada juga
sistem magotisasi," urainya.
Pengelolaan pun bisa dilakukan dengan
melibatkan kewilayahan, tetapi dirinya menilai kewilayahan itu tidak cukup
hanya diinstruksikan tetapi butuh pula didukung dengan anggarannya.
"Mereka (pemerintah wilayah) juga
harus disupport dengan anggaran. Contoh nih di wilayah itu mereka misalnya
bikin magotisasi, dan mereka akan bersemangat kalau bisa menghasilkan.
Magotisasi bisa menghasilkan buat pakan ikan, bisa juga untuk tanaman dan
sebagainya. Kan kalau itu menjadi daur ulang, itu manfaatnya akan lebih
besar," jelasnya.
Untuk mengelola ini diperlukan
keseriusan semua stakeholder, butuh juga kerlibatan dan kerjasama pentahelix
termasuk peran pers di dalamnya untuk memberikan penyadaran kepada warga. Kita
sadari, isu lingkungan ini merupakan tantangan bagi kita. Kita berharap semoga
segera tertangani dengan baik," pungkasnya. (*/red).