Mendagri Tito Karnivian memimpin rakor pengendalian Inflasi 2024 |
Pada
kesempatan tersebut, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian
menyampaikan apresiasi terhadap kinerja daerah serta kementerian lembaga dalam
upaya mengendalikan inflasi.
Tingkat
inflasi Indonesia pada bulan September 2024 tetap rendah dan stabil. Realisasi
inflasi Indonesia pada September 2024 terkendali di level sebesar 1,84 persen
(yoy), atau lebih rendah dibandingkan Agustus 2024 sebesar 2,12 persen (yoy),
dan masih masuk dalam rentang target 2,5%±1%.
"Saya
mengucapkan terima kasih kepada rekan rekan kementerian lembaga selalu tidak
henti menjaga inflasi. Presiden memberikan apresiasi yang tinggi. Presiden Joko
Widodo dan Presiden terpilih juga memberikan apresiasi karena inflasi bisa
ditekan dibawah 3 persen bahkan menyentuh 1,84 persen," katanya.
"Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada kepala daerah dapat menjaga inflasi daerah
masing masing," imbuhnya.
Menurutnya,
tingkat inflasi ini merupakan yang terendah dalam 20 tahun terakhir. Ia
menyebut deflasi month-to-month pada September 2024 terutama disebabkan oleh
penurunan harga pada komponen harga bergejolak (volatile food/VF) yang
mengalami deflasi sebesar 1,34 persen (mtm) dan penurunan pada komponen harga
diatur Pemerintah, terutama penurunan harga BBM.
Penurunan
harga sejumlah komoditas pangan, seperti cabai merah, cabai rawit, telur ayam
ras, daging ayam ras, dan tomat didorong oleh masih berlangsungnya musim panen
di sejumlah daerah sentra produksi.
"Deflasi yang terjadi 5 bulan terakhir dianggap akibat daya beli masyarakat menurun. Namun menurut data hal ini akibat harga yang bergejolak yang dipengaruhi banyak faktor terutama pada sektor pangan dan energi," ujarnya.
"Kalau
terjadi deflasi terlalu dalam yang senang konsumen, namun produsen atau petani
mereka bisa rugi. Kenapa bisa murah karena suplai banyak. Konsumen senang namun
petani menjerit. Jangan sampai turun drastis turunnya pelan," tambahnya.Pj Wali kota Bandung A. Koswara hadiri Rakor Pengendalian Inflasi
Sementara
itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung merilis laporan inflasi September
2024. Hasilnya, Kota Bandung mencatatkan deflasi sebesar -0,24 persen pada
September 2024, angka ini lebih baik dibandingkan deflasi Jawa Barat (-0,21
persen) dan nasional (-0,12 persen).
Ada
pun dalam catatan tersebut, penurunan harga terjadi di beberapa kebutuhan pokok
seperti daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai merah.
Secara
year on year (y-on-y), inflasi Kota Bandung masih terkendali di angka 1,73
persen, lebih rendah dibandingkan dengan Jawa Barat yang mencapai 2,09 persen
serta inflasi nasional sebesar 1,84 persen.
Selama
periode Januari hingga September 2024 (year to date), inflasi Kota Bandung
mencapai 0,97 persen, menunjukkan stabilitas harga yang lebih baik dibandingkan
dengan tingkat nasional yang hanya 0,74 persen. (rob/red).