Anggota DPRD Jabar Dapil Jabar XII H. Daddy Rohanady dari Fraksi Gerindra |
Berdasarkan data dari Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP)
pada bulan September 2024, Kab.Indramayu berhasil meningkatkan produksi sebesar
14,37 ton/hectare Gabah Kering Giling (GKG).
Namun, dibalik kesukseskan dalam
meningkatkan produktivitas GKG, Kabupaten Indramayu yang dikenal dengan julukan
Bumi Wiralodra tersebut, ternyata angka persentase penduduk miskin (PPM)
berdasarkan data dari BPS , masih sangat tinggi yaitu sebesar 11,93 persen atau
berada di peringkat paling bawah dari 27 kabupaten-kota se Jabar.
Tingginya angka PPM di Kab Indramayu tentunya berdampak
terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Hal ini terbukti, TPT Kabupaten Indramayu hingga November 2024 sebesar
6,25%.
Dengan angka TPT seperti itu,
Indramayu se- Jabar menempati peringkat 20. Sedangkan Provinsi Jabar sendiri
dengan TPT 6,75% berada di posisi paling akhir secara nasional yang TPT-nya
4,91%.
Mencermati data GKG, PPM dan TPT
Kabupaten Indramayu tersebut, menurut Anggota DPRD Jabar Drs.H. Daddy Rohanady
dari Dapil Jabar XII (Kab/Kota Cirebon-Kab Indramayu), tentunya perlu dikaji,
kenapa sampai terjadi demikian.
Seharusnya meningkatnya hasil
produktivitas pertanian (GKG) berdampak positif terhadap penurunan angka
kemiskinan (PPM), bahkan juga dapat
menekan angka TPT.
Demikian, dikatakan Daddy Rohanady
saat dimintai tanggapannya terkait meningkatnya produksi GKG dan masih
tingginya PPM dan TPT di Kab.Indramayu, melalui telepon selulernya, Sabtu (17/01/2025).
Kondisi Indramayu yang demikian,
tentunya harus mendapat perhatian khusus dari Pemerintah, mulai dari Pusat,
Provinsi hingga Kabupaten Indramayu sendiri.
Memang sungguh ironis, betapa tidak,
disatu sisi Indramayu sebagai lumbung padi nasional, namun disisi lain angka
kemiskinan masih sangat tinggi ditambah angka pengangguran juga masih tinggi.
Situasi dan kondisi di Indramayu saat
ini, merupakan PR besar bagi Gubernur/
Wagub dan Bupati/Wabup terpilih periode
2025-2030 hasil Pilkada serentak 27 November 2024 lalu, ujar Politisi Gerindra
Jabar yang sudah duduk di DPRD Jabar sebanyak 3 kali ini.
Lebih lanjut, Daddy Rohanady yang juga
Wakil Ketua BP Perda DPRD Jabar ini mengatakan, Indramayu sebagai lumbung padi nasional,
tentunya petani memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu nilai
tukar petani (NTP) tentu harus ditingkatkan. Jika NTP meningkat secara
signifikan, pasti dampaknya akan sangat positif untuk kesejahteraan petani dan
juga menekan angka kemiskinan.
Namun, faktanya petani kerap kali pada
kondisi ironis. Indramayu menjadi contoh nyata tentang hal itu. Betapa tidak,
kabupaten yang menjadi lumbung padi nasional itu memiliki persentase penduduk
miskin terbesar di Jabar.
TPT pun tidak bisa dibanggakan dengan
peringkat 20 dari 27 kabupaten/kota se-Jabar. NTP Nasional hingga akhir 2023
adalah 118,27%. NTP Jabar 113,97%.
Jadi, sekali lagi, masih ada sederet
pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh Lucky Hakim sebagai Bupati Indramayu
terpilih. Hal itu juga menjadi PR untuk
Kang Dedi Muyadi (KDM) yang menjadi Gubernur Jabar terpilih.
Sesungguhnya, andai saja semua
pekerjaan digarap secara bersama-sama, pasti lebih ringan. Dibutuhkan
sinergitas banyak pihak. Sayangnya, membangun sinergitas antara
pusat-provinsi-kabupaten/kota saja tidaklah semudah membalik telapak tangan.
Belum lagi jika kita berharap ada peran serta dari pihak-pihak lain.
Mari kita tunggu bersama untuk
mewujudkan Kab Indramayu yang lebih maju dan tingkat kesejahteraan masyarakat
meningkat pasca pelantikan Gubernur dan Bupati pada Maret mendatang.,
tandasnya. (AdiP/sein).