Pj Wali kota Bandung A. Koswara pimpin rapat evaluasi penyelenggaraan program MBG |
Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara
menyatakan, dukungan terhadap program MBG membutuhkan sinkronisasi yang baik,
terutama karena sebagian besar objek sasaran berada di bawah kewenangan Pemkot,
seperti sekolah TK, SD, dan SMP.
“Data menunjukkan terdapat sekitar
310.000 siswa di jenjang SD hingga SMP. Sedangkan siswa TK mencapai sekitar
1.200. Jika program ini menyasar 20% dari total siswa, maka ada sekitar 62.000
siswa yang harus menerima manfaat MBG,” ujar Koswara dalam Rapat Evaluasi
Penyelenggaraan Program MBG di Balai Kota Bandung, Senin 13 Januari 2025.
Untuk memenuhi target tersebut,
diperlukan setidaknya 20 dapur layak untuk mendukung pelaksanaan program MBG.
Ada pun saat ini, Kota Bandung baru memiliki 8 dapur yang tersedia.
Di sisi lain, Koswara menyebut
pentingnya komunikasi antar pihak dan pemetaan prioritas penerima manfaat.
Pembentukan satuan tugas (satgas) di tingkat kota dan Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) terkait juga akan menjadi langkah strategis untuk mengawal program
ini.
“Kami telah mengalokasikan anggaran
melalui APBD, namun masih menunggu arahan lebih lanjut dari Badan Gizi Nasional
(BGN) atau pemerintah pusat,” tambahnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Tantan Surya Santana menyebut, program
MBG sudah disosialisasikan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian
Pendidikan. Namun, tantangan besar seperti masalah stunting dan pengawasan
standar makanan di sekolah masih menjadi perhatian utama.
“Sejumlah siswa mengandalkan makanan
pagi dan siang di sekolah. Namun, ada kekhawatiran terkait makanan di sekolah
yang mungkin tidak memenuhi standar. Selain itu, perlu ada penyesuaian jadwal
pengiriman makanan agar sesuai dengan jam pelajaran,” kata Tantan.
Ia juga mengusulkan pembentukan
kelompok kerja (pokja) di tingkat sekolah dan kota untuk memastikan koordinasi
yang lebih baik, termasuk dalam pengelolaan sampah bekerja sama dengan Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung.
Pada kesempatan yang sama, Kepala
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar
menegaskan, pentingnya pemanfaatan bahan pangan lokal melalui konsep Beragam,
Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).
Gin Gin juga berharap, program Buruan
Sae yang melibatkan petani lokal dapat menjadi solusi untuk mendukung
keberlanjutan program MBG.
“Kami mendorong pemanfaatan dapur
Dahsat (Dapur Sehat Atasi Stunting) di lingkungan kelurahan dan
mengintegrasikan Buruan Sae sebagai muatan lokal di sekolah,” ujar Gin Gin.
Untuk diketahui, pelaksanaan program
Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bandung hingga tahap 2 telah
terdistribusikan kepada 21.271 siswa. Pemberian ini mencakup 7 wilayah yaitu
Kecamatan Cicendo, Sukajadi, Andir, Antapani, Arcamanik, Bandung Kidul dan
Kecamatan Coblong.
Total sekolah penerima manfaat
sebanyak 40. Terdiri dari tahap 1 yaitu 9 SD dan 5 SMP. Sedangkan tahap 2
meliputi 1 TK, 21 SD dan 4 SMP.
Dengan langkah-langkah strategis ini,
Pemkot Bandung berharap program MBG tidak hanya berjalan lancar tetapi juga memberikan
dampak positif yang berkelanjutan bagi siswa di Kota Bandung. (ray/red).