![]() |
Wakil Wali kota Bandung H. Erwin |
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin
menegaskan, persoalan sampah menjadi prioritas utama dalam kepemimpinan
Farhan-Erwin. Untuk mengatasi persoalan ini, Pemkot Bandung menerapkan tiga
pendekatan utama: penanganan, pengendalian, dan penormalan.
Saat ini terdapat sekitar 135 titik
kumpul sampah liar yang menjadi perhatian utama pemerintah.
"Kami berupaya mengidentifikasi
titik-titik ini dan memastikan sampah di sana diangkut ke TPST untuk
dimusnahkan. Dari sekitar 1.500 ton sampah yang dihasilkan setiap hari, masih
ada sekitar 400 ton yang belum dapat diselesaikan. Kami berkomitmen untuk
menuntaskan jumlah ini melalui berbagai upaya," ujar Erwin di The Hallway
Space, Pasar Kosambi, Sabtu 22 Februari 2025.
Menurutnya, sejumlah program yang
telah berjalan, seperti maggotisasi, bank sampah, dan Kang Pisman, akan terus
diperkuat. Selain itu, teknologi pengolahan sampah seperti Wisanggeni, Motah,
dan Pyrolisis juga akan dioptimalkan.
Untuk itu, Erwin mengajak, peran aktif
seluruh masyarakat dalam pengelolaan sampah, dimulai dari rumah dengan memilah
sampah dan mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai.
"Kebersihan adalah sebagian dari
iman. Mari kita lakukan pengelolaan sampah dengan baik dan niatkan sebagai
bagian dari ibadah kita," pesan Erwin.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudi Prayudi menyampaikan, kegiatan ini melibatkan 108 peserta, termasuk anak-anak dari komunitas Bocil (Bocah Cilik Cinta Lingkungan). Ada pun hasil penimbangan sampah yang telah dipilah oleh para peserta, adalah sebagai berikut:
![]() |
H.Erwin didampingi LHK Kota Bandung meninjau TPST |
2. Sampah anorganik: 15,2 kg
3. Sampah residu: 33 kg
"Sampah organik yang telah
dipilah akan diolah melalui rumah maggot dan komposter. Jika masih ada
kelebihan, sampah akan disetorkan ke rumah maggot di dekat Pasar Kosambi,"
ujar Dudi.
Ia juga menjelaskan, saat ini, 149
dari 151 kelurahan di Kota Bandung sudah memiliki rumah maggot. Setiap rumah
maggot mampu mengolah hingga 1 ton sampah organik per hari.
Sampah anorganik akan disalurkan ke
bank sampah. Kota Bandung memiliki Bank Sampah Induk serta sekitar 700 bank
sampah unit yang tersebar di sekolah dan lingkungan pemerintahan.
Kota Bandung saat ini memiliki empat
TPST yang beroperasi, yakni TPST Nyengseret, TPST Tegalega, TPST Babakan
Siliwangi, dan TPST Batununggal.
Dalam waktu dekat, TPST Cicukang Holis
akan mulai beroperasi pada April 2025, disusul TPST Gedebage pada November
2025. Dengan demikian, pada awal 2026 akan ada enam TPST yang berfungsi
optimal.
"Berdasarkan perhitungan kami,
jika semua TPST ini beroperasi dengan baik, maka sekitar 500 ton sampah per
hari dapat dimusnahkan," ucapnya.
Selain itu, Dudi juga menyampaikan,
terdapat 15 lokasi TPS yang sedang dikaji untuk proses pemusnahan sampah
melalui metode pembakaran termal. Hasil dari proses ini akan berupa abu yang
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku batako atau media tanam.
"Kami akan segera melaporkan
hasil dari berbagai upaya ini demi memastikan Kota Bandung semakin bersih dan
bebas dari permasalahan sampah," tutur Dudi. (ray/red).