![]() |
Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara meresmikan Kolam Retensi Pasar Gedebage |
Kolam Retensi Pasar Gedebage menjadi
kolam retensi ke-14 yang dibangun Pemkot Bandung. Berada di bawah jaringan
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), kolam ini memiliki luas 1.749
meter persegi dengan volume tampungan mencapai 7.515 meter kubik.
Dilengkapi dengan dua pompa berkekuatan
total 300 liter per detik, kolam ini berfungsi menampung sementara air hujan
sebelum dipompa ke sungai.
Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara
mengatakan, penanganan banjir harus dilakukan secara terpadu, melibatkan
berbagai sektor dari hulu ke hilir.
“Apa yang dilakukan Pemkot Bandung
sudah mengakomodasi konsep ini. Tinggal bagaimana konsistensi dan
keberlanjutannya. Masih ada 17.000 meter kubik air dari Sub DAS Cinambo yang
belum terkelola, tetapi kita bisa melihat dampak positifnya, seperti waktu surutnya
genangan yang kini lebih cepat,” jelasnya.
Koswara mengatakan, kolaborasi dengan
Kabupaten Bandung dan wilayah lain dalam upaya penanganan banjir sangat
penting. Menurutnya, penanganan banjir harus dilakukan bersama dan lintas
sektor.
“Jika di hulu kondisi kritis, upaya di
hilir akan sia-sia. Oleh karena itu, koordinasi antar daerah menjadi kunci
utama dalam penyelesaian masalah ini,” tambahnya.
Saat ini, jumlah titik genangan di Kota Bandung yang sebelumnya mencapai 68 kini tinggal 6 titik. Pemkot Bandung juga berencana membangun tiga kolam retensi tambahan dalam waktu dekat untuk semakin mengurangi risiko banjir.
“Kami berharap kolam retensi ini dapat
memberikan manfaat nyata bagi warga Gedebage dan sekitarnya, serta menjadi
bagian dari solusi jangka panjang dalam pengendalian banjir di Kota Bandung,”
ujarnya.Inilah jaringan Kolam Retensi asar Gedebage
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber
Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi mengungkapkan,
pembangunan kolam ini merupakan bagian dari strategi besar pengendalian banjir
di kawasan Gedebage.
“Gedebage adalah wilayah yang
fenomenal dalam urusan banjir. Dengan tambahan kolam retensi ini, genangan air
di Sub DAS Cinambo dapat berkurang, meskipun masih ada 17.000 meter kubik air
yang perlu dikelola lebih lanjut,” katanya.
Selain pembangunan kolam retensi di
hilir, konservasi di hulu juga penting agar air hujan tidak langsung mengalir
ke wilayah hilir.
“Kami sudah memasukkan rencana
pembangunan area konservasi untuk menahan air hujan di lembah sebelum turun ke
pemukiman. Ini merupakan langkah jangka panjang untuk mengurangi risiko
banjir,” jelasnya. (rob/red).