TPST Tegallega kelola sampah menjadi bahan alternatif industri semen |
Fasilitas ini dirancang khusus untuk menangani
sampah organik, seperti dedaunan dari taman dan sapuan jalan, sebagai bagian
dari upaya mengurangi ketergantungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sarimukti.
Di TPST Tegallega, sampah melalui
berbagai proses pengolahan, yakni:
1.
Pemilahan Awal (Turbo Separator)
Sampah yang masuk akan melewati mesin
turbo separator. Mesin ini berfungsi untuk memisahkan sampah organik dan
anorganik.
2.
Pemindahan ke Mesin Pencacah (Screw Conveyor Feeder)
Setelah dipilah, sampah masuk ke mesin
screw conveyor feeder. Mesin ini menyalurkan sampah ke mesin pencacah
(shredder).
3.
Pencacahan Sampah Anorganik (Crusher)
Sampah anorganik yang sudah dipilah
ditempatkan di atas conveyor feeder. Selanjutnya, sampah disalurkan ke mesin
crusher, yang berfungsi untuk mencacah sampah menjadi ukuran lebih kecil.
4.
Pencacahan Sampah Organik (Mesin Pencacah Halus)
Sampah organik daun dan material
sejenis akan dicacah menggunakan mesin pencacah halus. Setelah pencacahan, sampah
organik akan masuk ke mesin rotary dryer untuk diproses lebih lanjut.
5.
Pengeringan Sampah Organik (Rotary Dryer)
Pengelolaan sampah di TPST Tegallega Bandung |
Sampah organik yang sudah dicacah akan
dikeringkan menggunakan rotary dryer. Mesin ini berfungsi untuk mengurangi
kadar air dalam sampah organik daun. Sampah yang sudah dikeringkan digunakan
sebagai bahan campuran RDF (Refuse Derived Fuel).
6.
Sampah Anorganik Melalui Proses Vacuum dan Blower
Sampah anorganik akan dikurangi kadar
airnya dan disalurkan ke mesin berikutnya yakni stage pemilah.
7.
Stage Pemilah
Pada proses ini akan ditemukan
kumpulan sampah yang telah melalui proses screw conveyor feeder, crusher dan
blower. Selanjutnya disalurkan melalui mesin fine crusher dengan ukuran di
bawah 5 cm. Sampai akhirnya masuk ke dalam mesin pencetak ball atau ball press.
Produk akhirnya berupa bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan untuk industri semen, menggantikan penggunaan
bahan bakar fosil.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A.
Koswara mengatakan, TPST Tegallega memiliki peran strategis dalam mendukung
pengelolaan sampah di Kota Bandung.
“Kami melihat proses pendampingan dan
operasional TPST Tegallega. Saat ini kapasitasnya mencapai 22 hingga 25 ton per
hari. Produk akhirnya digunakan sebagai bahan bakar industri semen,” ujarnya.
Koswara menyebut pentingnya pemilahan
sampah sejak dari sumber. Jika sampah sudah dipilah dari rumah tangga, maka
prosesnya akan lebih efisien.
"Namun, saat ini sampah dari
sumber masih harus dipilah ulang di TPS sebelum dikirim ke TPST Tegallega. Ini
menambah beban kerja dua kali,” katanya.
Koswara menilai, peran masyarakat
dalam memilah sampah sangat krusial untuk meningkatkan efisiensi dan
keberhasilan pengelolaan sampah kota. Untuk itu, mengajak masyarakat untuk
lebih sadar dalam memilah sampah sejak dari rumah.
“Mari kita mulai dari diri sendiri
untuk memilah sampah. Dengan begitu, kita turut mendukung keberlanjutan
lingkungan Kota Bandung,” ujarnya. (rob/red).