![]() |
BKSAP saat kunjungi USB YPKP Bandung: sosialisasikan Peran dan Fungsi BKSAP dan AKD DPR RI |
Kunjungan ini merupakan program BKSAP
Day, dimana badan kerja sama antar parlemen mengunjungi universitas-universitas
dalam rangka mensosialisasikan peran dan fungsi BKSAP dan apa saja yang telah
dilakukan AKD ini selama masa sidang yang sedang berlangsung.
Selain mensosialisasikan peran dan fungsi Badan Kerja Sama Antar Parlemen, melalui BKSAP Day di Universitas Sangga Buana, sedikitnya 4 anggota DPR RI dari berbagai fraksi dan komisi yang hadir dalam kunjungan kali ini membahas terkait peran DPR RI dalam konteks ekonomi internasional.
4 anggota DPR RI yang hadir
diantaranya, Muhammad Husein Fadlulloh, B.Bus., M.M., M.B.A. dari fraksi
Gerindra (Ketua Delegasi/Wakil Ketua BKSAP), Bramantyo Suwondo, M.IR dari
fraksi partai Demokrat, Abdullah dari fraksi PKB dan Surya Utama, S.IP, yang
dikenal dengan nama Uya Kuya dari fraksi PAN.
Melalui BKSAP Day di Universitas
Sangga Buana (USB) YPKP Bandung, anggota DPR RI ingin memperoleh masukan dan
sharing knowledge dari akademisi terkait bergabungnya Indonesia pada
keanggotaan BRICS dan OECD.
Ketua Delegasi atau Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Muhammad Husein Fadlulloh, B.Bus., M.M., M.B.A., mengapresiasi atas sambutan yang positif dari pihak USB YPKP Bandung. Dan menyampaikan pandangan kritis serta memberi banyak masukan.
Salah satunya terkait dengan bergabungnya Indonesia ke OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) dan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa).
Menurutnya, diskusi yang tersaji ini
cukup menarik, hangat dan konstruktif.
Pandangan dan masukan yang disampaikan berasal dari pihak yang berkompeten
di bidang keilmuannya.
"Jadi memberikan modal bagi kami
sebagai anggota parlemen dan anggota BKSAP untuk juga memberikan masukan kepada
pemerintah," ungkapnya.
Menurutnya, setelah bergabungnya
Indonesia ke dalam BRICS maupun OECD, satu hal yang menjadi sorotan menarik
adalah respon pemerintahan Amerika Serikat (AS) setelah Donald Trump kembali
menjadi Presiden. Para pakar ekonomi internasional berpendapat bahwa dengan
Donald Trump menjadi presiden AS apakah akan mengganggu hubungan antara
Indonesia dan Amerika.
Namun hingga saat ini, katanya, kita tidak bisa menebak arah kebijakan Trump terkait kebijakan ekonominya. Semoga ini hanya sebatas kekhawatiran saja, terkait bagaimana respon negara AS setelah RI gabung BRICS dan OECD.
Karena, lanjutnya, memang sampai saat
ini kita tahu Amerika belum banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan luar
negeri. Jadi kita belum bisa tahu reaksi negara tersebut. Jadi kita belum bisa
mengukur positif dan negatifnya usai Indonesia bergabung ke BRICS maupun OECD,
jelasnya.BKSAP DPR Ri saat sosialisasi Peran dan Fungsi BKSAP dan AKD di Kampus USB YPKP
Sementara, Rektor USB YPKP Dr. Didin
Saepudin menyambut baik dengan adanya kegiatan yang dilakukan BKSAP DPR RI
berdiskusi dengan para akademisi di USB YPKP terkait konteks ekonomi
internasional negara Indonesia.
"Ada forum diskusi yang luar
biasa, selain masukan dari kami yang ditampung oleh para wakil rakyat di DPR
RI. Dengan kegiatan ini kita berharap bisa menguatkan posisi Indonesia di
kancah global kaitannya dengan masuknya Indonesia ke BRICS dan rencana kedepan
ke OECD," tutur Dr. Didin.
Dirinya berharap diskusi ini tidak
hanya berhenti sampai hari ini dan bisa tetap berkesinambungan dalam kesempatan
yang lain.
Selain tentang ekonomi, masuknya
Indonesia ke BRICS juga memberikan peluang dalam memajukan pendidikan. Seperti
yang disampaikan anggota BKSAP, salah satu negara yang tergabung di BRICS,
Brasil akan memberikan peluang bagi pelajar Indonesia untuk melakukan studi dan
beasiswa.
Untuk itu, kata Dr. Didin, ini bisa
menjadi embrio yang bisa ditindaklanjuti oleh USB YPKP terkait peluang studi
dan beasiswa pendidikan di negara-negara yang tergabung dalam BRICS.
"Jadi USB juga punya peluang
untuk meningkatkan SDM nya, baik dosen maupun mahasiswa ikut serta dalam
program tersebut. Apakah itu program pertukaran pelajar, atau beasiswa dari
luar dan sebagainya," pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua
Yayasan YPKP Bandung, Dr. H. Ricky Agusiady S.E., M.Si., Ak., CFrA., CHRM.
Dirinya menilai masuknya Indonesia ke BRICS maupun OECD bukan hanya
memposisikan Indonesia dalam ekonomi Internasional tetapi juga bagian dari
posisi Indonesia dalam geopolitik dan diplomasi global.
"Ini adalah salah satu langkah
yang baik bagi kita para akademisi terutama par dosen untuk bertukar
pikiran memberikan aspirasi terkait
kekhawatiran antara peluang dan ancaman. Supaya bisa nanti pihak eksekutif
dalam hal ini pemerintah dan DPR bisa bersama-sama membuat suatu kebijakan yang
tepat," tuturnya. (*/red).