![]() |
Wakil Wali Kota Bandung H. Erwin mendominasikan gajinya untuk anak Yatim Piatu |
Donasi ini disalurkan melalui Gerakan
Peduli Yatim (Geliyat) dalam acara Santunan Anak Yatim dan Bakti Sosial yang
digelar Badan Koordinasi Majelis Masjid (BKMM) Dewan Masjid Indonesia (DMI)
Kecamatan Ujungberung di Masjid Besar Kaum Ujungberung, Sabtu 22 Maret 2025.
Kegiatan Santunan Anak Yatim dan Bakti
Sosial diterima lebih dari 331 anak yatim dibawah binaan Gerakan Peduli Yatim
(Geliyat) dari 5 kelurahan di Kecamatan Ujungberung.
Erwin menyampaikan apresiasi dan
kebanggaannya terhadap Gerakan Peduli Yatim yang telah berjalan dengan baik di
Kecamatan Ujungberung.
Ia pun berkomitmen untuk menjadi orang
tua asuh bagi anak-anak yatim di bawah binaan Geliyat.
"Saya sangat kagum dan bangga
dengan kegiatan ini. Saya siap menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yatim di
Geliyat. Gaji pertama saya sebagai Wakil Wali Kota Bandung sebesar Rp5 juta
saya serahkan untuk mereka," kata dia.
"Insyaallah, siapa yang
menyantuni anak yatim akan dekat dengan Rasulullah di surga. Dengan mencintai
dan menyantuni anak yatim, kita sedang berinvestasi untuk akhirat,"
imbuhnya.
Lebih lanjut, Erwin berharap kegiatan
santunan dan bakti sosial seperti ini tidak hanya berlangsung di Ujungberung,
tetapi juga bisa diterapkan di kecamatan lain di Kota Bandung. Ia pun mendorong
program Geliyat dapat dilakukan di 30 kecamatan di Kota Bandung.
"Saya akan berbicara dengan camat
dan lurah agar gerakan ini bisa diperluas ke kecamatan lain. Saya juga
bercita-cita ingin membangun pesantren gratis bagi anak yatim. Mohon doa dari
semuanya," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Geliyat sekaligus
Penyuluh Agama, Nina menyampaikan, program ini diawali dengan memberikan
santunan kepada 40 anak yatim. Seiring waktu, jumlah anak yatim yang dibina
kini mencapai 513 anak, dengan 331 anak menerima santunan rutin setiap
bulan.
Geliyat mengelola dana sebesar
Rp33.100.000 per bulan yang diperoleh dari sumbangan masyarakat, hingga ASN.
Menurut Nina, gerakan ini hadir karena
kepedulian terhadap anak-anak yatim yang membutuhkan perhatian dan kasih
sayang.
"Kami merasa terpanggil karena
melihat kenyataan bahwa ketika kita bisa makan, mereka mungkin kelaparan.
Ketika kita bisa berganti pakaian, mereka mungkin tidak memiliki pakaian yang
layak. Inilah yang membuat kami terus berjuang," ujar Nina.
Melalui Geliyat, masyarakat luas
diajak untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yatim dengan menyisihkan
sebagian rezeki. Juga dengan adanya orang tua asuh.
Orang tua asuh bukan hanya masyarakat
saja, tetapi seluruh ASN, di Ujungberung. Camat, lurah, Ketua KUA Ujungberung
menjadi orang tua asuh anak yatim ujungberung. (rob/red).