![]() |
Badan Pengelola MAsjid Istiqlal, ST Farmasi Indonesia dan Yayasan Thalassaemia Indonesia memperlihatkan MoU yg sdh ditandatangani bersama |
Penandatangan MoU dilakukan oleh Badan Pengelola Masjid
Istiqlal (BPMI) diwakili oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH.
Nasaruddin Umar, MA, yang juga merupakan Menteri Agama RI, bersama Sekolah
Tinggi Farmasi Indonesia (STFI) diwakili Dr. APT. Adang Firmansyah, M.SI dan
Yayasan Thalassaemia Indonesia (YTI) diwakili oleh Oktariono Hendratama.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh
perwakilan dari masing-masing lembaga, tokoh masyarakat, serta para penyandang
thalassemia. Acara ditutup dengan peluncuran simbolis program skrining dan
edukasi thalassemia bagi pelajar dan masyarakat umum. Dalam pelaksanaan tahap
awal, program ini menargetkan 3.000 peserta yang akan mendapatkan layanan
skrining genetik dan edukasi pencegahan.
Program Peduli Thalasemia merupakan
bentuk nyata komitmen bersama dalam merespons meningkatnya jumlah penyandang
thalassemia di Indonesia, yang menurut data tahun 2024 telah mencapai lebih
dari 13.000 kasus, dengan konsentrasi tertinggi berada di Provinsi Jawa Barat,
khususnya Kota Bandung.
Dalam sambutannya, Imam Besar Masjid
Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, menegaskan pentingnya masjid
sebagai pusat edukasi dan layanan sosial masyarakat, termasuk dalam isu
kesehatan.
“Masjid tidak hanya menjadi tempat
ibadah, tetapi juga pusat peradaban dan kepedulian terhadap sesama. Kami
berharap kolaborasi ini membawa dampak nyata bagi generasi muda bangsa,”
ujarnya.
Fokus
Utama Kolaborasi
![]() |
Foto bersama usai Penandatanganan MoU |
Penandatanganan MoU ini menjadi
tonggak sinergi lintas sektor dengan lima fokus utama, yaitu:
1. Edukasi
dan Sosialisasi Publik – Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang thalassemia
dan cara pencegahannya, terutama di daerah dengan tingkat prevalensi tinggi.
2. Deteksi
Dini melalui Skrining Genetik – Menyasar remaja dan pasangan usia subur,
khususnya yang memiliki riwayat thalassemia dalam keluarga.
3. Penyediaan
Konseling Genetik – Membantu individu dan pasangan dalam pengambilan keputusan
terkait perencanaan keluarga secara tepat dan beretika.
4. Dukungan
Riset dan Pengembangan – Mengembangkan terapi yang lebih baik melalui
penelitian ilmiah, termasuk penggunaan adjuvant herbal BRAZ 131 untuk
meningkatkan kualitas hidup penyandang thalassemia.
5. Mobilisasi
Dukungan Pembiayaan – Melibatkan dana CSR dari dunia usaha dan kontribusi
masyarakat untuk menjamin keberlangsungan program.
Penandatanganan
PKS Implementatif
Sebagai wujud implementasi teknis dari
MoU, dilakukan pula penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara:
• Istiqlal
Halal Center (IHC) mewakili Masjid Istiqlal,
• Thalassemia
Research Center mewakili Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, dan
• Perhimpunan
Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia (POPTI) mewakili Yayasan Thalasemia
Indonesia.
Integrasi
Inovatif Halal dalam Ekosistem Kesehatan
Sebagai institusi yang berkomitmen
terhadap penguatan ekosistem halal nasional, Istiqlal Halal Center menghadirkan
pendekatan inovatif halal dalam mendukung program kesehatan, melalui:
• Penerapan
prinsip halal dan thayyib pada produk herbal pendukung terapi thalassemia
seperti BRAZ 131, memastikan keamanan, kehalalan, dan kebermanfaatan produk.
• Sinergi
riset dan inovasi halal di bidang farmasi, yang menekankan aspek etika,
kemaslahatan, dan keberlanjutan.
• Peningkatan
literasi halal kesehatan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan, guna
memperluas pemahaman tentang pentingnya produk dan layanan kesehatan yang
sesuai syariah.
Sementara Direktur IHC, H. Nur Khayin
Muhdlor, Lc., M.E., menyatakan bahwa pihaknya ingin menjadi pelopor pencegahan
lahirnya generasi baru penderita thalassemia.
“Kami ingin menjadi pelopor dalam
pencegahan lahirnya generasi baru penderita thalassemia. Program ini bukan
sekadar langkah medis, tetapi sebuah gerakan kemanusiaan yang menyatukan iman,
ilmu, dan aksi sosial dalam ekosistem halal yang berdaya guna,” katanya.
Dukungan
CSR dan Ajakan Kolaborasi
Program ini mendapatkan dukungan awal
dari PT Pos Indonesia dan JNE melalui program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(CSR), yang turut membiayai kegiatan skrining dan edukasi masyarakat.
Keterlibatan sektor logistik dan BUMN membuktikan bahwa isu kesehatan
masyarakat adalah tanggung jawab bersama.
Program Peduli Thalasemia terbuka bagi
kolaborasi lebih luas. Kami mengundang institusi pendidikan, pelaku usaha,
lembaga filantropi, serta masyarakat umum untuk turut ambil bagian melalui
dukungan, kontribusi, maupun keterlibatan aktif lainnya. Bersama, kita wujudkan
generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan bebas thalassemia dalam ekosistem
halal yang inovatif dan inklusif. (*).