![]() |
Wali kota Bandung M. Farhan memimpin peringatan HAri Otonomi Daerah (Otda) ke-19 tingkat Kota Bandung di pPlaza Balai kota Bandung |
Hal ini disampaikan Wali Kota Bandung,
Muhammad Farhan, dalam upacara peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) ke-29
tingkat Kota Bandung di Plaza Balai Kota, Jumat 25 April 2025.
Dalam amanatnya, Farhan mengatakan,
peringatan Otoda bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum strategis
untuk merefleksikan sejauh mana otonomi daerah telah membawa manfaat nyata bagi
masyarakat.
“Momentum ini menjadi refleksi untuk
menakar kualitas pelayanan publik, partisipasi masyarakat, dan kemajuan
pembangunan yang telah dihasilkan. Kolaborasi antarelemen masyarakat telah
menjadi fondasi penting dalam memperkuat tata kelola pemerintahan,” ujar
Farhan.
Tema Hari Otoda tahun ini, “Sinergi
Pusat dan Daerah Membangun Nusantara Menuju Indonesia Emas 2045”, menjadi
pengingat pentingnya kerja sama antarpemerintah dalam menyongsong satu abad
kemerdekaan Indonesia.
Farhan menyatakan, Pemkot Bandung
sepenuhnya mendukung arah kebijakan nasional dan terus berupaya menyelaraskan
visi pembangunan dengan pemerintah pusat.
“Pembangunan tidak bisa dilakukan
secara terpisah. Kita harus bergerak dalam satu irama, menyatukan langkah, dan
memperkuat koordinasi menuju Indonesia Emas,” katanya.
Farhan memaparkan sejumlah inisiatif
strategis yang dilakukan Pemkot Bandung sebagai perwujudan nyata otonomi
daerah, antara lain:
![]() |
Potong Tumpeng perngatan Otda ke 19 Tingkat Kota Bandung |
- Inovasi Kebijakan dalam pengelolaan
sampah, penataan kawasan padat, dan revitalisasi ruang publik.
- Pemberian Makan Bergizi Gratis bagi
anak-anak sekolah sebagai bentuk dukungan terhadap tumbuh kembang generasi
muda.
- Pemberdayaan Ekonomi Lokal melalui
penguatan UMKM, insentif pajak, serta perluasan kerja sama dengan sektor swasta
dan akademisi.
“Semua program tersebut merupakan
bentuk kontribusi aktif Pemkot Bandung dalam mendukung agenda strategis
nasional, termasuk swasembada pangan, energi, pengelolaan sumber daya air, dan
peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan,” jelas Farhan.
Dalam menghadapi tantangan global yang
semakin kompleks, Farhan menegaskan, birokrasi harus lincah, berintegritas, dan
responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Ia juga menyebut, reformasi birokrasi
dan transformasi digital merupakan prioritas utama di lingkungan Pemkot
Bandung.
“Otonomi daerah bukan tujuan akhir,
tapi alat untuk mencapai pemerintahan yang efektif dan efisien. Kita harus
meneguhkan komitmen untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan, SDM aparatur, dan
keuangan daerah,” jelasnya.
Ia pun menyerukan semangat gotong
royong, inovasi, dan pemerintahan yang terbuka dan melayani.
“Tanggung jawab membangun bangsa bukan
hanya di pundak pemerintah pusat, tetapi menjadi tanggung jawab kolektif kita
semua di daerah. Mari isi otonomi daerah dengan kerja nyata dan komitmen tulus
untuk hadir bagi masyarakat,” tuturnya. (rob/red).