![]() |
Wali kota BAndung M. Farhan memberikan penghargaan kepada ASN dlm peringatan Hari Kartini |
Momen peringatan Hari Kartini,
menghidupkan kembali semangat emansipasi perempuan di tengah denyut nadi Kota
Kembang.
Hal yang membuat apel ini istimewa
yaitu seluruh petugas apel adalah perempuan. Dari pembawa acara, pembaca doa,
hingga komandan upacara, semua dilaksanakan oleh para perempuan tangguh yang
menjadi simbol kontribusi nyata kaum hawa di ruang publik.
Dalam apel tersebut ASN, siswa-siswi
dari berbagai jenjang, SD, SMP, hingga SMK bersama-sama menyanyikan lagu “Ibu
Kita Kartini” dengan penuh semangat, diiringi Orkes Balai Kota yang terdiri
dari musisi Kota Bandung. Alunan musik dan harmoni suara anak-anak menambah
kesyahduan suasana.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan
menyebut Kartini bukan hanya sosok perempuan pelopor, tetapi juga pemikir besar
yang menembus batas zaman.
“Hari ini, kita bersama-sama
memperingati hari lahir ke-146 Raden Ajeng Kartini, seorang pejuang hak
emansipasi perempuan melalui pendidikan dan pergerakan sosial. Kartini adalah
perempuan visioner, yang gagasannya dikenal di seluruh dunia,” ucap Farhan.
Farhan menjelaskan, perjuangan Kartini
tidak lepas dari kekuatan spiritual dan intelektual. Ia menyebut buku Habis
Gelap Terbitlah Terang sebagai karya Kartini yang berakar pada nilai-nilai
Al-Qur’an, khususnya Al-Baqarah ayat 157 yang mengajarkan tentang harapan di
tengah kesulitan.
“Nilai ini sangat mengena dalam hati
Kartini, bahwa dari kegelapan diskriminasi dan ketertinggalan akan lahir cahaya
harapan dan kemajuan,” lanjutnya.
Kota Bandung, bagi Farhan, juga memiliki Kartini-nya sendiri yaitu Raden Dewi Sartika. Ia menilai, semangat perjuangan Dewi Sartika sejalan dan sejiwa dengan Kartini. Bila Kartini menulis dan menginspirasi, maka Dewi Sartika membangun sekolah dan memberdayakan.
“Kita punya Dewi Sartika, pahlawan
pendidikan dari Kota Bandung yang mendirikan Sekolah Kautamaan Istri. Inilah
jejak yang tidak bisa dilepaskan dari peran perempuan dalam membentuk
peradaban,” katanya.M. Farhan foto bersama usai pimpin Apel peringatan Hari Kartini
Farhan bahkan menyebut ada hubungan
historis langsung antara Kartini dan Bandung. Kakaknya, Raden Kartono, wafat di
Bandung.
Kartini pun kerap berkirim surat
dengan tokoh pergerakan nasional yang saat itu tinggal di Bandung, seperti dari
HOS Cokroaminoto. Ini semakin memperkuat keterkaitan emosional dan sejarah
antara Kartini dan Kota Bandung.
Dalam kesempatan itu pula, Farhan
menegaskan komitmennya untuk menjadikan Bandung sebagai kota yang ramah
perempuan dan menjunjung nilai kesetaraan.
Salah satu bentuk nyatanya adalah
penyerahan bantuan modal usaha sebesar Rp2 juta kepada para perempuan kepala
keluarga (Pekka). Bantuan ini merupakan hasil kolaborasi dengan BAZNAS dan
bentuk penghargaan atas perjuangan ibu-ibu yang menjadi tulang punggung
keluarga.
“Mereka adalah Kartini masa kini.
Perempuan-perempuan tangguh yang dalam diamnya membawa perubahan. Kita semua
berhutang pada kekuatan dan cinta mereka,” ujar Farhan. (rob/red).