![]() |
Wakil Wali kota Bandung H. Erwin |
Di kesempatan itu, Erwin
mengungkapkan, kepemimpinan bukan soal gaya, tetapi soal tanggung jawab,
keberanian, dan akhlak.
“Kalian ini calon pemimpin masa depan.
Tapi ingat, pemimpin bukan hanya yang bisa bicara di depan, tapi yang
tindakannya bermanfaat bagi banyak orang,” tuturnya di sela-sela Focus Group
Discussion (FGD).
Erwin membagikan “lima kesadaran” yang
menurutnya wajib dimiliki oleh setiap pemimpin khususnya seorang pelajar:
1. Kesadaran beragama – sebagai
pondasi dan benteng moral.
2. Kesadaran menuntut ilmu – jangan
cepat puas, terus belajar.
3. Kesadaran cinta tanah air – hormati
kota dan negeri tempat kalian tumbuh.
4. Kesadaran hidup bermasyarakat –
peka terhadap lingkungan sekitar.
5. Kesadaran berorganisasi – karena
pemimpin lahir dari proses.
“Jangan cuma jadi Ketua OSIS di atas
kertas. Jadilah yang memberi teladan. Ajak temannya semangat belajar, bukan
bolos bareng,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan peserta.
Erwin juga mengajak para Ketua OSIS
untuk tidak takut bersuara. Ia mendorong mereka agar berani berdiskusi,
mengritik, dan bertanya-selama itu dilakukan dengan adab dan etika.
“Silakan kritik! Tapi jangan kurang
ajar. Hormati guru kalian. Kalau kalian sopan dan bernalar, itu tanda pemimpin
sejati,” katanya.
Ia menyinggung pentingnya mengenali
gaya kepemimpinan masing-masing, apakah karismatik, otokratik, liberal, atau
demokratik.
“Tak masalah kalian punya gaya sendiri. Hal yang penting tetap membawa manfaat dan tahu arah,” tambahnya.
Tak hanya membahas strategi
kepemimpinan, Erwin juga mengingatkan pentingnya spiritualitas. Kesuksesan
bukan hanya soal kerja keras, tapi juga doa dan keberkahan.H.Erwin bersama pembina dan Ketua Osis se-Kota Bandung
“Jangan lupa salat. Kalau mau sukses,
jaga hubungan dengan Tuhan. Doa, sedekah, dan ikhtiar itu satu paket,” ucapnya
mantap.
Di akhir sesi, Erwin tak lupa
mendoakan para pelajar yang hadir agar kelak menjadi generasi terbaik yang tak
hanya sukses, tapi juga berakhlak mulia dan selalu mendoakan kedua orang
tuanya.
FGD ini merupakan kerja sama antara
pemerintah, Forum OSIS Kota Bandung, dan Aposis (Aliansi Pemimpin OSIS).
Ketua Forum OSIS Generasi 3, Arien
Khoirun Nisa menyebutkan, kegiatan ini sebagai momentum untuk membangun
kolaborasi lintas sekolah yang nyata.
“Kami percaya pemimpin muda punya
potensi luar biasa. Tapi potensi itu harus diasah bersama, melalui ruang-ruang
seperti ini,” kata Arien.
Turut hadir juga Prof. Dr. Cepi
Riyana, Direktur Sistem Teknologi Guru Besar UPI, yang menyampaikan pentingnya
pembinaan potensi sejak dini.
Ia mengingatkan, 87 persen mahasiswa saat
ini tidak cocok dengan jurusannya, akibat kurangnya pengenalan minat dan bakat
sejak awal.
“Jika potensi anak dikenali sejak
dini, proses pembinaannya jadi lebih tepat sasaran. Inilah pentingnya
kolaborasi antara kampus, sekolah, dan pemerintah,” ujar Cepi.
FGD ini bukan sekadar forum diskusi,
tapi juga panggung bagi para Ketua OSIS untuk saling belajar, menginspirasi,
dan bersiap mengambil peran nyata sebagai pemimpin masa depan.
Harapannya, semangat kolaborasi ini
menjadi langkah awal menuju generasi pelajar Bandung yang berdaya, bersinergi,
dan berdampak nyata demi Bandung Utama. (ziz/red).